Jakarta, PASUNDANTODAYS.com — Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengecam keras serangan militer Israel yang menewaskan lima jurnalis Al Jazeera di Gaza pada Minggu, 10 Agustus 2025. Serangan udara tersebut terjadi di luar Rumah Sakit al-Shifa, Gaza City, dan menewaskan Anas al-Sharif, Mohammed Qreiqeh, Ibrahim Zaher, Mohammed Noufal, serta Moamen Aliwa, yang saat itu berada di tenda pers.
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, menilai serangan ini sebagai pelanggaran serius terhadap hukum internasional. Menurutnya, tindakan Israel tidak hanya mengabaikan prinsip kemanusiaan, tetapi juga merusak fundamental perlindungan jurnalis dan kebebasan pers.I
"ini bukan sekadar insiden biasa. Ini adalah pelanggaran berat yang harus mendapat perhatian serius dari dunia internasional. Jurnalis adalah pihak yang dilindungi dalam situasi konflik, dan serangan ini adalah bentuk pembungkaman terhadap kebebasan pers,” tegas Sudarnoto di Jakarta, Senin (11/8) seperti dikutip Pasundantodays.com.
MUI mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), serta lembaga-lembaga internasional lainnya untuk mengambil langkah tegas guna menghentikan agresi Israel dan menuntut pertanggungjawaban hukum atas serangan mematikan tersebut.
Selain itu, MUI mengajak masyarakat internasional untuk terus bersolidaritas dengan rakyat Palestina, terutama para pekerja media yang berada di garis depan meliput tragedi kemanusiaan di Gaza.
Serangan terbaru ini menambah panjang daftar jurnalis yang tewas di Gaza sejak konflik memanas. Organisasi jurnalis internasional telah berulang kali mengingatkan bahwa penargetan jurnalis melanggar Konvensi Jenewa dan dapat dikategorikan sebagai kejahatan perang.
